Pelibatan Kader PKK Jadi Pendamping ODHIV Diapresiasi
Ketua Bidang Pembinaan Karakter Keluarga TP PKK DKI Jakarta, Ellisa Sumarlin mengapresiasi kegiatan Dukungan dan Pelibatan Masyarakat Menjadi Pendamping Berbasis Rumah bagi Orang Dengan HIV (ODHIV) dan Keluarganya (Home Based Care) yang berlangsung mulai 19-22 September 2022.
Dengan Home Based Care ini diharapkan ODHIV dapat lebih mandiri dan berkualitas hidupnya
Kegiatan hasil kolaborasi antara Dinas Kesehatan (Dinkes) dengan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) DKI Jakarta ini diikuti 30 peserta terdiri dari 15 kader Warga Peduli AIDS (WPA) dan 15 kader PKK dari lima wilayah yang aktif.
Ellisa mengatakan, Home Based Care merupakan sebuah terobosan yang penting dalam upaya meningkatkan dan memulihkan kesehatan dari penyakit ODHIV.
KPAP DKI Gelar Rakerda Susun Strategi Pencapaian Ending AIDS 2030“Dengan Home Based Care ini diharapkan ODHIV dapat lebih mandiri dan berkualitas hidupnya. Sehingga stigma dan diskriminasi akan sendirinya hilang di masyarakat,” ungkap Ellisa saat menutup kegiatan di Gedung Dinkes DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (22/9).
Ellisa optimistis peran kader pokja PKK dan WPA dapat lebih efektif dan bisa disinergikan dengan stakeholder lainnya untuk terus menjadi ujung tombak pendampingan HBC di lingkungan keluarga terbawah atau terkecil di masyarakat.
“Keterlibatan PKK dan WPA dalam bersinergi kami harap dapat mendorong percepatan dan inovasi penanggulangan HIV di wilayah DKI Jakarta,” ucap Ellisa.
Ia berharap, KPA DKI Jakarta mampu memperkuat kolaborasi dengan para mitra strategis untuk bersama-sama menekan kasus penularan HIV-AIDS melalui perilaku-perilaku kehidupan yang tidak sehat, seperti berganti-ganti pasangan, narkoba dan lain-lain.
“Mari kita terus tingkatkan kualitas maupun kuantitas kinerja dan kolaborasi pelaksanaan program secara masif," terangnya.
Ellisa juga menyampaikan, program Home Based Care pandampingan ODHIV ini sejalan dengan 10 program pokok PKK sebagai berikut:
A. Mempromosikan dan mengedukasi perilaku hidup sehat melalui pencegahan HIV.
B. Melakukan identifikasi resiko HIV dan populasi risiko berpotensi menularkan lainnya.
C. Mencegah terjadinya stigma dan diskriminasi terhadap ODHA dan keluarganya.
D. Membentuk dan mengembangkan warga peduli AIDS di masyarakat (WPA) dengan pelibatan kader PKK di wilayah
E. Serta mendorong warga masyarakat yang berpotensi melakukan perbuatan berisiko terinfeksi HIV untuk memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan
F. Memberikan semangat dan mengarahkan pemikiran ODHIV untuk berdaya guna bagi hidupnya, sekaligus memberikan motivasi peningkatan harapan hidup.
“Saya yakin kita mampu meningkatkan layanan kesehatan dalam upaya menurunkan angka stigma dan diskriminasi terhadap ODHIV-ADHIV dan keluarganya serta mengeliminasi penularan HIV di masyarakat,” urai Ellisa.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Jakarta, Dwi Oktavia menjelaskan, Home Based Care merupakan sebuah pelayanan kesehatan berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka.
Tujuannya, untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit.
Dwi menyampaikan, pelibatan kader PKK maupun WPA sangat diperlukan dalam mewujudkan peran serta masyarakat menjadi pendamping berbasis rumah bagi ODHIV dan keluarganya.
“Karena kader yang bergerak dalam pertahanan keluarga di lingkungan kerjanya diharapkan dapat membentuk keluarga menjadi Home Based Care bagi ODHIV yang ada di keluarganya,” urai Dwi.
Ia berharap, kehadiran Home Based Care yang telah ada di lingkungan keluarga menjadikan ODHIV lebih mandiri dan berkualitas hidupnya. Sehingga stigma dan diskriminasi akan dengan sendirinya hilang di masyarakat.
“Rujukan dan jaringan adalah elemen penting dalam setiap program Home Based Care
,” tandas Dwi.